Tari Tradisional Legong
Tari Legong Kraton sebagai Kesenian di Istana
Tari Legong Keraton/Lasem dikembangkan dari sebuah tari upacara, terutama dari tari Sanghyang. Bahkan kata legong acap sekali dikaitkan dengan kata Sanghyang itu sendiri seperti Sanghyang Legong. Sejak abad ke-19 tampak ada pergeseran: Legong berpindah dari istana ke desa. Tari Legong bukan lagi merupakan kesenian istana karena pengaruh istana makin lama semakin melemah dan Tari Legong menjadi milik masyarakat umum. Wanita-wanita yang pernah mengalami latihan di istana kembali ke desa dan mengajarkan tari Legong kepada generasi berikutnya. Banyak sakeha (kelompok) Legong terbentuk, khususnya di daerah Gianyar dang Badung. Guru-guru tari Legong juga banyak bermunculan, khususnya dari desa Saba, Bedulu, Peliatan, Klandis, dan Sukawati. Murid-murid didatangkan dari seluruh Bali untuk mempelajari tari Legong, kemudian mengembangkannya kembali ke desa-desa. Legong menjadi bagian utama setiap upacara odalan di desa-desa.